Geng Sekolah: Persahabatan yang Tak Pernah Mati Meski Waktu Berlalu

Geng Sekolah: Persahabatan yang Tak Pernah Mati Meski Waktu Berlalu

Di setiap sekolah, pasti ada satu kelompok kecil yang selalu bersama. Makan bareng, duduk bareng, ke kantin bareng, bahkan ke toilet pun bareng. Itulah yang kita sebut "geng sekolah." Mungkin anggotanya cuma tiga atau lima orang, tapi ikatannya seperti saudara.

Aku pun punya geng. Kami bukan yang paling populer di sekolah. Kami bukan yang paling pintar juga. Tapi kami adalah yang paling tahu satu sama lain—kebiasaan kecil, mimpi besar, bahkan rahasia yang tak pernah terucap ke orang lain.

Hari-hari bersama mereka adalah masa yang tidak akan pernah tergantikan.

🍙 Sarapan Cerita Setiap Hari

Setiap pagi, sebelum pelajaran dimulai, kami punya rutinitas: duduk melingkar di bangku panjang dekat taman sekolah. Kami membawa bekal masing-masing—kadang nasi goreng buatan ibu, kadang cuma roti tawar isi cokelat—but it's not about the food, it's about the stories.

Cerita tentang drama rumah, tentang guru yang galak, tentang cowok yang disukai, bahkan tentang mimpi aneh tadi malam. Kami berbagi tanpa takut dihakimi. Karena di dalam geng ini, semua cerita dihargai.

Di sinilah aku merasa bebas jadi diriku sendiri.

🎒 Saling Melengkapi dalam Perbedaan

Setiap geng pasti punya "karakter." Ada yang cerewet, ada yang pendiam. Ada yang jago bikin lelucon, ada yang selalu jadi tempat curhat. Dan justru karena perbedaan itu, kami saling melengkapi.

Aku si overthinking. Selalu khawatir soal nilai, soal masa depan, soal hal-hal kecil. Tapi ada Dita yang selalu bisa menenangkan dengan candaan. Ada Putri yang selalu serius dan disiplin—kalau bukan karena dia, mungkin kami semua udah bolos bareng!

Kami seperti potongan puzzle. Tidak sama, tapi ketika disatukan, sempurna.

📖 Pelajaran Hidup Lewat Tawa dan Tangis

Geng sekolah bukan cuma soal jalan-jalan bareng atau tukar makanan di kantin. Bersama mereka, aku belajar tentang banyak hal yang tidak diajarkan di kelas.

Kami pernah salah paham, marahan sampai seminggu, saling sindir di status Facebook. Tapi akhirnya, dengan mata berkaca-kaca, kami saling minta maaf. Karena kami sadar, ego sesaat tak sebanding dengan kehilangan satu sama lain.

Kami juga pernah menangis bersama. Saat salah satu dari kami diputusin pacar. Saat nilai ujian jeblok. Bahkan saat salah satu dari kami pindah sekolah. Pelukan dan air mata kami adalah bukti bahwa hubungan ini lebih dari sekadar pertemanan biasa.

📸 Kenangan yang Tersimpan di Galeri Hati

Kami punya banyak foto—dengan seragam kusut, rambut awut-awutan, dan gaya yang sekarang bikin malu sendiri. Tapi setiap kali kulihat foto-foto itu, hatiku hangat.

Ingat saat kami mengadakan "piknik palsu" di halaman belakang sekolah karena gak jadi ke pantai? Atau saat kami ikut lomba fashion show antar kelas dan pakai kostum dari kertas koran?

Itu mungkin terlihat konyol bagi orang lain. Tapi bagi kami, itu adalah bukti betapa indahnya kebersamaan yang kami punya.

🕰️ Waktu Mencoba Memisahkan

Setelah lulus, hidup membawa kami ke arah yang berbeda. Ada yang kuliah di luar kota. Ada yang menikah muda. Ada yang sibuk dengan pekerjaan. Waktu mulai jarang memberi kami kesempatan untuk bertemu.

Awalnya, kami masih sering chat. Tapi perlahan, grup WhatsApp jadi sepi. Satu per satu sibuk dengan dunianya. Tapi di hati kami, nama-nama itu tetap tinggal. Karena geng sekolah bukan soal seberapa sering bertemu, tapi seberapa dalam kita saling peduli.

Dan setiap kali kami akhirnya bisa bertemu lagi, meski cuma setahun sekali, rasanya seperti waktu tidak pernah berjalan. Tawa kami masih sama. Cerita kami masih mengalir seperti dulu. Tidak ada rasa canggung. Hanya rasa rindu yang akhirnya bisa dituntaskan.

💌 Surat untuk Geng Sekolahku

Untuk kalian yang pernah menjadi dunia kecilku di tengah hiruk pikuk sekolah…

Terima kasih. Terima kasih karena tidak hanya hadir saat aku tertawa, tapi juga saat aku diam dan menahan tangis.

Terima kasih karena selalu mengingat ulang tahunku, meskipun hanya dengan pesan sederhana. Karena selalu tahu kapan aku butuh ditemani, tanpa aku harus berkata.

Kalian mungkin tidak tahu, tapi kalian membentuk sebagian besar dari siapa aku sekarang. Kalian adalah rumah yang dulu selalu kutuju setiap hari, dan akan selalu kurindukan, selamanya.

🌈 Persahabatan yang Tidak Pernah Usang

Geng sekolah memang tidak selamanya bisa bersama setiap hari. Tapi rasa sayang itu tidak pernah usang. Seiring waktu, mungkin kita akan bertemu dengan teman-teman baru, lingkungan baru, bahkan keluarga baru.

Tapi geng sekolah adalah akar. Tempat kita tumbuh pertama kali. Tempat kita belajar arti "kita" sebelum mengenal dunia yang lebih besar.

Jadi jangan lupa mereka. Kirim pesan, walau cuma "lagi inget kalian nih." Simpan satu hari dalam setahun untuk reuni kecil. Dan jika suatu hari nanti anak-anak kita bertanya, "Mama punya geng juga nggak waktu sekolah?", kita bisa menjawab dengan bangga, "Iya. Dan mereka adalah bagian terpenting dalam hidup mama."
PT SURABAYA SOLUSI INTEGRASI
PT SURABAYA SOLUSI INTEGRASI PT SURABAYA SOLUSI INTEGRASI - JUAL BELI BLOG - JUAL BLOG UNTUK KEPERLUAN DAFTAR ADSENSE - BELI BLOG BERKUALITAS - HUBUNGI KAMI SEGERA

Post a Comment for "Geng Sekolah: Persahabatan yang Tak Pernah Mati Meski Waktu Berlalu"

support By Google News - Saifudin hidayat
Search Enggenering


Iklan Artikel 1


Iklan Artikel 2


Iklan Bawah Artikel


Iklan